Blogger Widgets

Minggu, 29 April 2012

perkembangan teknologi dalam pembelajaran


BAB 5
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN


A. PEMBELAJARAN PENGGUNAAN PAPAN
Papan hitam pada zaman dahulu hanyalah sekeping batu untuk mencatat nota di atasnya tanpa menggunakan kapur tulis kerana pada masa itu kapur tulis masih belum wujud lagi. Kanak-kanak hanya menggunakan batu kecil untuk menulis di atasnya. Tulisan dengan mudahnya dipadam menggunakan sehelai kain buruk bagi membolehkan nota atau masalah lain ditulis.
Pada lewat kurun ke-18 dan awal kurun ke-19, ‘’papan batu’’ ini sering digunakan di sekolah-sekolah di Amerika Syarikat dan beberapa negara lain. ‘’Papan batu’’ ini ditambat pada rangka kayu untuk membantu mengukuhkannya dan mengelakkannya daripada retak. Pada masa itu, kertas amat mahal dan sukar untuk didapati dan oleh sebab itu, ‘’papan batu’’ ini amat sesuai sebagai pengganti.
Namun, pada suatu ketika, ‘’papan batu’’ ini mula digunakan dengan kaedah terbaru. Seorang guru geografi yang bekerja di Scotlanddilaporkan telah mengambil ‘’papan batu’’ daripada pelajar-pelajarnya dan menggantungkannya pada dinding. Dia kemudiannya menggunakannya untuk membuat papan tulis yang boleh diubah untuk menulis maklumat geografi yang membolehkan pelajarnya membaca bersama-sama. Revolusi papan hitam bermula dari sini.
Ide ini diaplikasikan dengan cepat. Penggunaan papan hitam dalam cara ini yang pertama sekali direkodkan ialah di benua Amerika Utara, Yaitu apabila papan hitam digunakan di Akademi Ketenteraan Amerika Syarikat di West Point. Akademi ketenteraan yang lain juga kemudiannya mengikut kaedah penggunaan papan hitam ini dan akhirnya, kaedah ini telah tersebar di semua sekolah-sekolah yang lain.
Kebanyakan pelombongan ‘’papan batu’’ di Amerika Serikat bertempat di bahagian timur laut, yaitu di kawasan seperti Maine, Vermont,Pennsylvania dan sedikit di bahagian selatan di Virginia. Apabila Amerika Syarikat mula berkembang ke sebelah barat, jalan-jalan raya batu membolehkan ‘’papan batu’’ untuk dijadikan papan hitam dihantar dari negeri-negri ini ke sekolah sepanjang Great Plain dan kawasan prairi pada sekitar tahun 1840-an. Papan hitam ini tetap tersebar ke sekolah-sekolah mana saja di Amerika Serikat.
Pada sekitar 1850-an, sekolah-sekolah telah dilengkapkan dengan papan hitam bersama-sama dengan beberapa perkakas lain seperti bangku. Walau bagaimanapun, penggunaan papan hitam masih lagi belum menjadi sesuatu yang biasa.

B. PEMBELAJARAN PENGGUNAAN KAPUR TULIS



Tahun berlalu dan teknologi semakin maju, batu yang digunakan untuk menulis pada papan hitam telah digantikan dengan kapur tulis. Kapur tulis yang lembut ini lebih mudah untuk digunakan pada papan hitam dan juga lebih mudah untuk dibersihkan. Kain buruk yang pernah digunakan untuk membersihkan tulisan pada papan hitam telah digantikan dengan pembersih papan hitam yang baru, yang mana mampu menyerap lebih banyak bubuk kapur tulis dan mengelakkannya daripada berterbangan di udara. Papan hitam juga tidak lagi diperbuat daripada ‘’papan batu’’ tetapi kepingan besi dengan porselin.




Kapur adalah, lembut putih, batuan sedimen yang porous, bentuk batu kapur terdiri daripada mineral kalsit. Kalsit adalah kalsium karbonat atau CaCO3. Ini bentuk dalam keadaan laut relatif dalam akumulasi berperingkat dari plat kalsit minit (coccoliths) gudang dari mikro-organisma yang disebut coccolithophores. Hal ini biasa dijumpai nodul rijang atau batu tertanam dengan kapur. Kapur juga boleh merujuk kepada bahan-bahan lain termasuk magnesium silikat dan kalsium sulfat
Kapur papan hitam kapur tidak nyata. Hal ini benar-benar gipsum (kalsium sulfat), tetapi sering orang menyebutnya "kapur". Orang-orang menggunakannya untuk menggambar pada hal-hal sulit, kerana perisian. Jika kapur ini digosok pada sesuatu yang keras atau kasar, itu akan meninggalkan bekas. Orang sering menulis dengan kapur di sebuah papan tulis. Sebuah penghapus kapur atau air boleh digunakan untuk membersihkan kapur tanda pergi sehingga papan kosong lagi. Kedai-kedai biasanya menjual kapur papan tulis di kayu yang sekitar 5 cm.
Sebagian besar sekolah bahkan universitas di Indonesia sekarang jarang yang memakai kapur tulis. Alasannya adalah kapur tulis dianggap kotor, berdebu dan dapat membahayakan kesehatan. Tapi pada dasarnya bahan kapur tulis tidaklah beracun. Bahan kapur tulis sendiri terbuat dari kalsium karbonat, yaitu bentuk olahan dari batu kapur alam. Partikel kapur tergolong besar sehingga untuk orang yang alergi terhadap debu mungkin akan menganggu seperti bersin dan batuk. Tapi partikel kapur ini tidak masuk ke dalam paru-paru. Karena ukuran partikelnya yang relatif besar, maka debu kapur akan disaring oleh bulu hidung kita.

C. PEMBELAJARAN PENGGUNAAN ALAT TULIS PENA DAN SPIDOL
Pena atau pulpen merupakan salah satu alat tulis saat ini. Tak mudah memang untuk menentukan sejak kapan manusia mengenal pena. Ada dugaan yang menyebut bahwa manusia pertama kali menggunakan tatah (besi yang ditajamkan) yang sering dipakai untuk menulis dan menggambar di atas batu atau lempengan logam dan merupakan generasi pertama dari pena. Konon, baru pada tahun 1.000 SM terjadi revolusi alat tulis saat Cina memakai kuas rambut sebagai alat tulis. Kuas itu menggunakan tinta kering dari jelaga atau arang yang penggunaannya seperti cat air.
Sekitar 400 SM, ”lahir” pena yang terbuat dari batang alang-alang untuk menulis di atas kertas papirus. Pena jenis semacam ini dapat ditemukan di Mesir dan Armenia, sedang Kairo dan Alexanderia terkenal sebagai pasar utama barang-barang tersebut. Sekarang pun masih banyak orang di sepanjang pantai Teluk Persia yang mengumpulkan batang alang-alang untuk keperluan itu, sedangkan pemasarannya menyebar ke sebagian negara Timur. Kabarnya, pena itu paling cocok dengan tinta dan kertas yang digunakan di sana. Alang-alang yang dipilih biasanya yang berbatang sangat kecil namun kuat. Setelah dipotong, alang-alang tersebut disimpan secara khusus, misalnya disimpan di bawah timbunan pupuk kandang selama beberapa bulan. Hasilnya, selain berubah warna hitam bercampur kuning, batang akan semakin keras dengan permukaan yang lebih halus. Seiring dengan berkembangnya mutu kertas, maka menuntut pena yang lebih halus. Bulu angsa pun jadi pilihan. Jika merujuk kiasan yang ditulis St. Isodore dari Sevile, pena bulu baru muncul pada abad VII. Meski banyak yang menduga pena bulu telah ada lebih awal.
Setelah disortir sesuai panjang dan tebalnya, bulu sayap dipendam dalam pasir panas agar kulit luarnya kering. Proses ini membuat bulu mudah dibersihkan serta bagian dalamnya mengerut dan terkelupas. Lalu bulu lembutnya diperkeras dengan mencelupkannya ke dalam larutan mendidih yang mengandung tawas atau asam nitrat. Di tahap akhir, ujung pena dibelah dan dibentuk agar enak dipakai.


Pena
 Pena bulu angsa mempunyai peran yang penting saat itu. Pena Baja ditemukan pada 1820, dan berangsur-angsur mengambil alih tugas bulu angsa. Bentuknya pun beragam dari yang bundar, runcing, dan pahat. Sekarang kita hanya menggunakan pena-pena yang dihasilkan dari pabrik, siap pakai untuk segala tujuan.
Pada tahun 1828, orang mulai mengenal pena baja yang diperkenalkan John Mitchell dari Birmingham Inggris. Seharga kira-kira 7,5 liter beras sekarang ini. Sayang, saat itu orang merasa tidak nyaman memakainya jika setiap kali pena baja itu harus dicelupkan ke dalam tinta.
Tahun 1884, muncullah pulpen berkantung tinta dengan prinsip kerja pipa kapiler yang salah satunya dibuat oleh orang Amerika, Lewis Edson Waterman. Pena ciptaan Waterman ini memang telah membuat revolusi tersendiri dalam bidang penulisan. Sebab manusia tak perlu lagi berulang kali mencelupkan pena ke dalam tempat tinta setelah selesai menulis beberapa kata. Waterman telah menggunakan plat berbalut iridium emas pada mata pen tersebut. Ia juga merupakan orang yang pertama meletakkan klip pada penutup pen.
Model pena berikutnya adalah pulpen yang mengandalkan bola logam di ujung pena yang akan terus terendam cairan tinta dari kantung tinta. Maka pulpen dilengkapi tutup atau tombol mekanis yang mencegah tinta mengering di ujung. Berbagai model dan bentuk, banyak dibuat kala itu. Namun, model yang paling memuaskan adalah karya Lazlo Biro. Pulpen pernah sangat populer di Inggris terutama selama PD II (1939-1940) yang kala itu banyak disukai para pilot tempur karena tidak bocor saat dibawa terbang.
Berbeda dengan pulpen yang menggunakan tinta encer, bolpen menggunakan tinta kental dan lengket. Hal inilah yang menyebabkan tak mudah bocor ke ujung sehingga bola menjadi belepotan. Tahun 1960-an mulai dikenal pena berujung lembut yang kita sebut spidol. Ini terobosan baru, karena mata penanya terbuat dari plastik berpori, kantung tintanya pun mengandung sintetis yang berserat. Sedangkan cara kerjanya seperti spons menyimpan air.
Menilik kelebihan setiap jenis pena maka timbul gagasan untuk memadukannya. Hasilnya pena rolling ball dengan bola di ujung mata pena seperti bolpen, namun menggunakan tinta cair yang tersimpan aman di kantung seperti pada pulpen atau spidol. Saat dipakai, ujung pena akan meluncur nyaman pada permukaan kertas layaknya menggunakan pulpen atau spidol.




Spidol yang dianggap bersih, tak berdebu dan aman ternyata mengandung bahan kimia berbahaya yaitu xylene. Bahan inilah yang menimbulkan aroma khas pada spidol. Partikelnya yang lebih kecil daripada kapur memungkinkan masuk ke dalam tubuh. Bahan kimia ini dapat menimbulkan gejala inhalasi mirip ketika orang menggunakan obat penenang atau alkohol, yang efeknya bisa bertahan hingga 15 sampai 45 menit. Beberapa merek spidol juga mengandung propyl alcohol yang tidak terlalu beracun tetapi dapat mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan.
Untuk menghindari bahaya tersebut, jangan gunakan spidol terlalu dekat dan dalam jangka waktu yang lama. Tapi sekarang sudah banyak spidol yang bebas dari bahan kimia berbahaya kok. Tinggal kita aja yang pinter-pinter memilih spidol yang bagus. Tapi ane sendiri lebih senang pake kapus tulis dan papan tulis yang berwarna hijau tua atau greenboard (kayak papan tulis di jepang) karna warnanya yang kontras dan jelas, kalau pake whiteboard dan spidol kadang-kadang suka silau dengan cahaya ketika duduk di pinggir kelas.


D. PEMBELAJARAN DAN PENGGUNAAN OHP
        OHP atau Overhed Projector adalah varian dari slide proyektor yang di gunakan untuk menampilkan gambar ke murid.

OHP merupakan jenis perangkat keras yang sangat sederhana, terdiri atas sebuah kotak dengan bagian atasnya sebagai landasan yang luas untuk meletakkan transparansi. Cahaya yang amat terang dari lampu proyektor amat kuat menyorot dari dalam kotak kemudian di biaskan oleh sebuah lensa khususm yaitu lensa Fresnel,melewati sebuah transparan ukuran 20 x 25 cm yang di tempatkan di atas landasan tersebut.


Pada tahun 1940-an, Dr.Dennis Gabor, seorang fisikawan Hongaria, menemukan teknik holografi. Berkat penemuanya tersebut, ia dianugerahi penghargaan Nobel pada tahun 1971. Hasil temuanya menjadikan ia sebagai perintis bapak dan sekaligus pencipta holografi. Sayangnya perkembangan bidang ini berjalan lambat hingga tahun 1980-an. Akhirnya perkembangan holografi mulai bergerak lagi dengan adanya perkembangan teknologi laser.
            Hologram adalah produk dari teknologi holografi. Hologram terbentuk dari perpaduan dua sinar cahaya yang koheren dan dalam bentuk mikroskopik. Hologram bertindak sebagai gudang informasi optic. Informasi-informasi optik itu kemudian akan membentuk suatu gambar pemandangan atau adegan.
            Sebuah sistem pemantul cahaya dari cermin dan lensa, yang di tempatkan di atas kotak landasan, menghasilkan berkas cahaya berbelok 90***. Dengan lampunya yang amat terang dan sistem optiknya yang efisien, menghasilkan banyak sekali cahaya sehingga untuk di pergunakan di ruangan biasa tanpa penggelapan.
Proyektor overhead yang pertama digunakan untuk identifikasi polisi bekerja. Itu menggunakan plastik roll over a 9-inch memungkinkan karakteristik wajah tahap untuk menjadi menggelinding di panggung. Angkatan Darat Amerika Serikat pada tahun 1945 adalah yang pertama menggunakannya dalam kuantitas untuk pelatihan sebagai Perang Dunia II luka bawah. Mulai digunakan secara luas di sekolah-sekolah dan bisnis di akhir 1950-an dan awal 1960-an.
Produsen utama overhead projector dalam periode awal ini adalah perusahaan 3M. Sebagai permintaan proyektor tumbuh, Buhl Industri didirikan pada tahun 1953, dan menjadi kontributor terkemuka AS selama beberapa penyempurnaan optik untuk proyektor overhead dan lensa proyeksi. Pada tahun 1957 Amerika Serikat pertama Federal Aid untuk program Pendidikan mendorong penjualan overhead yang tetap tinggi hingga akhir 1990-an dan ke abad 21.

E. PEMBELAJARAN DAN PENGGUNAAN LCD PROJECTOR
Proyektor LCD merupakan salah satu jenis proyektor yang digunakan untuk menampilkan video, gambar, atau data dari komputer pada sebuah layar atau sesuatu dengan permukaan datar seperti tembok, dsb. Proyektor jenis ini merupakan jenis yang lebih modern dan merupakan teknologi yang dikembangkan dari jenis sebelumnya dengan fungsi sama yaitu Overhead Projector (OHP) karena pada OHP datanya masih berupa tulisan pada kertas bening. 
Proyektor LCD biasanya digunakan untuk menampilkan gambar pada presentasi atau perkuliahan, tapijuga bisa digunakan sebagai aplikasi home theater. Untuk menampilkan gambar, proyektor LCD mengirim cahaya dari lampu halide logam yang diteruskan ke dalam prisma yang mana cahaya akan tersebar pada tiga panel polysilikon, yaitu komponen warna merah, hijau dan biru pada sinyal video. Proyektor LCD berisi panel cermin yang terpisah satu sama lain. Masing-masing panel terdiri dari dua pelat cermin yang di antara keduanya terdapat liquid crystal. Ketika terdapat perintah atau instruksi, kristal akan membuka untuk membolehkan cahaya lewat atau menutup untuk mem-block cahaya tersebut Membuka dan menutupnya pixel ini yang bisa membentuk gambar. Lampu yang digunakan pada proyektor LCD adalah lampu halide logam karena menghasilkan suhu warna yang ideal dan spektrum warna yang luas. Lampu ini juga memiliki kemampuan untuk memproduksi cahaya dalam juga sangat besar dalam area kecil dengan arusproyektor sekitar 2.000-15.000 ANSI lumens.
Indonesia termasuk salah satu negara tujuan pasar proyektor LCD ini. Berbagai perusahaan proyektor LCD memasarkan produk mereka seperti Sony dan Sanyo. Produk proyektor LCD yang mereka tawarkan beragam mulai dari yang hemat energi sampai model terbaru yang lebih kecil dan ringan.


F. PEMBELAJARAN ELEKTRONIK
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (InggrisElectronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
1.   Plus Minus E-learning
Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer.
Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah :
  1. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
  2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
  3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.

2.   Sejarah dan Perkembangan E-learning
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.



3.   Elearning 2.0
      Istilah e-Learning 2.0 digunakan untuk merujuk kepada cara pandang baru terhadap pembelajaran elektronik yang terinspirasi oleh munculnya teknologi Web 2.0. Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknologi Internet (biasanya melalui LMS). Peran siswa dalam pembelajaran terdiri dari pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian tugas dievaluasi oleh guru. Sebaliknya, e-learning 2.0 memiliki penekanan pada pembelajaran yang bersifat sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial (social networking) seperti blogwiki, podcast dan Second Life. Fenomena ini juga telah disebut sebagai Long Tail learning.
      Selain itu juga, E-learning 2.0 erat hubungannya dengan Web 2.0, social networking (Jejaring Sosial) dan Personal Learning Environments (PLE).









Jumat, 20 April 2012

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN


BAB 4
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada jaman dahulu, agar bisa terus hidup manusia menggunakan pisau batu atau alat lain untuk memotong tanaman agar bisa dimasak lalu dimakan. Selanjutnya, setelah pola pikir mulai berkembang, mereka mulai menanam tanaman dengan cara yang masih sangat sederhana sekali. Inilah yang dinamakan dengan teknologi pertanian  yang terus berkembang
Setelah peradaban makin maju, teknologi pertanian juga terus bergerak ke depan. Dan selanjutnya, di jaman modern ini telah berubah menjadi suatu industri yang disebut dengan industri pertanian. Pelaku utama dari industri ini tentu saja para petani atau orang yang bekerja di bidang yang berhubungan dengan dunia pertanian.


A.  Definisi Teknologi Pertanian
Teknologi merupakan segala sesuatu yang berfungsi untuk meringankan atau memebantu pekerjaan atau aktifitas manusia.
Pertanian adalah segala sesuatu yang dibuat dan dignakan untuk membantu manusia dalam pengelolaan tanaman, hewan, dan ikan serta lingkungan agar memberikan suatu produk.


B.   Sejarah Pertanian
Pertanian dimulai pada saat manusia mulai mengamati perilaku tanaman, hewan, dan ikan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Berdasarkan sejarah perkembangannya pertanian dapat diklarifikasikan menjadi 4 golongan yaitu :

1.     Pemburu dan pengumpul
2.     Pertanian primitive
3.     Pertanian tradisional
4.   Pertanian progresif (modern)

1.   Pemburu dan Pengumpul
Manusia pertama hidup di daerah hutan tropik di sekitar laut Cina Selatan yaitu bangsa Alitik (prapaleolitik) yang merupakan kelompok manusia pengumpul makanan dan berburu serta menangkap ikan. Sebagai contohnya adalah Suku Semang, suku kubu dan sakad di semenanjung Malaya, suku Andaman dan aeta di Filiphina, suku toala di Sulawesi, suku panan di Kalimantan dan suku tasadai di mindanau selatan.
Manusia pengumpul dan pemburu bersidat nomadic (berpindah-pindah) tetapi tidaklah mengembara tanpa tujuan di dalam hutan. Setiap kelompok mempunyai wilayah tertentu antara 20-25 km2. Mereka bertempat tinggal di goa-goa atau tebing batu. Mereka juga telah banyak mengetahui jenis-jenis tanaman dan habitatnya serta kegunaannya. Pengetahuan untuk menghilangkan racun dari bahan makanan dan cara mengawetkannya juga sudah mereka kuasai. Sebagai contoh biji sebelum dimakan direndam dalam air kemudian dimasukkan ke dalam bamboo dan dibenamkan ke dalam tanah selama sebulan lebih.

2.   Pertanian Primitif
Ketika manusia pengumpul dan berburu mulai berusaha menjaga bahan makanan mereka mulai terjadi suatu mata rantai antara periode pengumpul dan berburu dengan pertanian primitive.
Orang-orang senang yang suka makan buah durian akan tinggal di dekat pohon durian untuk mencegah monyet dan binatang-binatang lain menghabiskan buah durian. Mereka juga menanam kembali batang dan sulur umbi liar yang umbinya telah mereka ambil, sehingga dapat tumbuh kembali. Tindakan ini adalah satu langkah menuju pertanian primitif.
Setelah berabad-abad lamanya wanita mendapatkan pengetahuan yang baik tentang kehidupan tumbuh-tumbuhan. Eduard han dan beberapa sarjana lainnya menganggap wanita adalah penemu cara penanaman dan penghasil bahan makanan yang pertama. Han menamai pertanian primitif sebagai Hackbau (hoe culture atau hoe tillage = pertanian pacul atau pertanian bajak). Dia menganggap pacul adalah alat kerja wanita, sedangkan bajak alat kerja pria.
Teori Han yang pertama menyatakan wanita adalah yang pertama memulai penanaman mungkin dapat diterima tetapi pendapatnya tentang perbedaan antara pertanian primitive dan pertanian yang lebih maju berdasarkan alat kerja yang digunakan apalagi dihubungkan dengan jenis kelamin tidaklah dapat diterima meskipun di beberapa daerah atau Negara banyak wanita yang bekerja sebagai petani. Perbedaan fundamental antara pertanian primitif dengan pertanian yang lebih maju adalah dalam hal penggunaan lahan. Petani-petani primitif bertani dengan cara berpindah-pindah. Sebidang tanah ditanami sekali sampai 2 kali kemudian ditinggalkan dan mereka mencari tanah baru untuk ditanami dan seterusnya. Sehingga system pertanian ini disebut huma atau lading berpindah.
3.   Pertanian Tradisional
Pada pertanian tradisional orang menerima keadaan tanah, curah hujan, dan varietas tanaman sebagaimana adanya dan sebagaimana adanya dan sebagaiman yang diberikan alam. Bantuan terhadap pertumbuhan tanaman hanya sekedar sampai tingkat tertentu seperti pengairan, penyiangan, dan melindungi tanaman dari gangguan binatang liar dengan cara yang diturunkan oleh nenek moyangnya.
Peternakan merupakan penjinakkan hewan-hewan liar untuk digunakan tenaga dan hasilnya. Sedangkan perikanan merupakan hasil penangkapan dan pemeliharaan secara sederhana serta tergantung pada kondisi alam.

4.   Pertanian Progresif (Modern)
Manusia menggunakan otaknya untuk meningkatkan penguasaanya terhadap semua yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan. Usaha pertanian merupakan usaha yang efisien, masalah-masalah pertanian dihadapi secara ilmiah melalui penelitian-penelitian, fasilitas-fasilitas irigasi dan drainase dibangun dan dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil maksimum, pemuliaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul yang berproduksi tinggi, respon terhadap pemupukan, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta masak lebih cepat. Susunan makanan ternak disiapkan secara ilmiah dan dikembangkan metode berbagai macam input dilakukan secara ilmiah dan didorong motivasi ekonomi untuk mendapatkan hasil dan pendapatan yang lebih besar. Hasil pertanian dalam bentuk bulk (lumbung) diolah untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi. Cara pengawetan hasil pertanian dikembangkan untuk menghindarkan kerusakan dan mendapatkan nilai yang tinggi.
 
C.   Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia.

  1. Pengolahan Tanah Tradisional :
-       Cangkul
-       Bantuan Hewan (Kerbau)

2. Pengolahan Tanah Modern :
-       Pengolahan Tanah  Pertama (Primary tillage) : tanah dipotong kemudian diangkat terus dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada dipermukaan tanah dapat terbenam di dalam tanah.
-       Pengolahan tanah kedua (secondary tillage) : Dalam pengolahan tanah kedua, bongkah-bongkah tanah dan sisa-sisa tanaman terpotong pada pengolahan tanah pertama akan dihancurkan menjadi lebih halus dan sekaligus mencampurnya dengan tanah.

D.   Peralatan Pengolahan Tanah :
-       Peralatan pengolahan Tanah Pertama:
1.     Bajak Singkal
2.     Bajak Piringan
3.     Bajak Putar
4.     Bajak Pahat
5.     Bajak Tanah Bawah
-       Peralatan pengolahan tanah Kedua :
1.     Garu piringan
2.     Garu sisir
3.     Garu bergigi per
4.     Garu-garu khusus (pencacah gulma, garuh pemotong putar, penggembur tanah).

E.   Irigasi
Irigasi Merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian
·         Jenis-Jenis Irigasi:
-       Irigasi Permukaan
-       Irigasi dengan penyemprotan
-       Irigasi pompa air
-       Irigasi lokal
-       Irigasi tradisional dengan ember
-        

 F.   Alat pertanian Modern
-       Traktor  : sebagai pengolahan tanah, selain itu juga ada yang berfungsi ganda sebagai penebar benih
-       Irigasi : system irigasi saat ini sudah menggunakan pompa air untuk megairi sawah, selain itu di daerah new jersey menggunakan pesawat sederhana untuk menyirami lahan pertanian.
-       Binder, reaper, combine : mesin untuk memanen padi dengan memotong tangkai padi.


G.   Hidroponik
Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan. Sebagai contoh jenis tanaman yang mempunyai nilai jual di atas rata-rata, yaitu: a. Paprika b. Tomat c. Timun Jepang d. Melon e. Terong Jepang f. Selada
Selain jenis tanaman di atas, banyak lagi yang dapat dibudidayakan dengan teknik hidroponik apabila dilakukan hanya pada kegiatan hobi saja.
Bertanam dengan sistem hidroponik, dalam dunia pertanian bukan merupakan hal yang baru. Namun demikian hingga kini masih banyak masyarakat yang belum tahu dengan jelas bagaimana cara melakukan dan apa keuntungannya. Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Dimanapun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut unsur hara (nutrisi), untuk kemudian bisa diserap tanamanan. Dari pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, dimana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi (hara) sebagaimana yang telah disampaikan dimuka.