BAB 4
PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada
jaman dahulu, agar bisa terus hidup manusia menggunakan pisau batu atau alat
lain untuk memotong tanaman agar bisa dimasak lalu dimakan. Selanjutnya,
setelah pola pikir mulai berkembang, mereka mulai menanam tanaman dengan cara
yang masih sangat sederhana sekali. Inilah yang dinamakan dengan teknologi
pertanian yang terus berkembang
Setelah peradaban makin maju, teknologi pertanian juga terus
bergerak ke depan. Dan selanjutnya, di jaman modern ini telah berubah menjadi
suatu industri yang disebut dengan industri pertanian. Pelaku utama dari
industri ini tentu saja para petani atau orang yang bekerja di bidang yang
berhubungan dengan dunia pertanian.
A. Definisi Teknologi Pertanian
Teknologi merupakan segala sesuatu yang
berfungsi untuk meringankan atau memebantu pekerjaan atau aktifitas manusia.
Pertanian adalah segala sesuatu yang
dibuat dan dignakan untuk membantu manusia dalam pengelolaan tanaman, hewan,
dan ikan serta lingkungan agar memberikan suatu produk.
B.
Sejarah
Pertanian
Pertanian dimulai pada saat manusia mulai
mengamati perilaku tanaman, hewan, dan ikan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Berdasarkan sejarah
perkembangannya pertanian dapat diklarifikasikan menjadi 4 golongan yaitu :
1.
Pemburu dan
pengumpul
2.
Pertanian
primitive
3.
Pertanian
tradisional
4.
Pertanian
progresif (modern)
1.
Pemburu
dan Pengumpul
Manusia pertama
hidup di daerah hutan tropik di sekitar laut Cina Selatan yaitu bangsa Alitik
(prapaleolitik) yang merupakan kelompok manusia pengumpul makanan dan berburu
serta menangkap ikan. Sebagai contohnya adalah Suku Semang, suku kubu dan sakad
di semenanjung Malaya, suku Andaman dan aeta di Filiphina, suku toala di
Sulawesi, suku panan di Kalimantan dan suku tasadai di mindanau selatan.
Manusia
pengumpul dan pemburu bersidat nomadic (berpindah-pindah) tetapi tidaklah
mengembara tanpa tujuan di dalam hutan. Setiap kelompok mempunyai wilayah
tertentu antara 20-25 km2. Mereka bertempat tinggal di goa-goa atau
tebing batu. Mereka juga telah banyak mengetahui jenis-jenis tanaman dan
habitatnya serta kegunaannya. Pengetahuan untuk menghilangkan racun dari bahan makanan
dan cara mengawetkannya juga sudah mereka kuasai. Sebagai contoh biji sebelum
dimakan direndam dalam air kemudian dimasukkan ke dalam bamboo dan dibenamkan
ke dalam tanah selama sebulan lebih.
2.
Pertanian
Primitif
Ketika
manusia pengumpul dan berburu mulai berusaha menjaga bahan makanan mereka mulai
terjadi suatu mata rantai antara periode pengumpul dan berburu dengan pertanian
primitive.
Orang-orang
senang yang suka makan buah durian akan tinggal di dekat pohon durian untuk
mencegah monyet dan binatang-binatang lain menghabiskan buah durian. Mereka
juga menanam kembali batang dan sulur umbi liar yang umbinya telah mereka
ambil, sehingga dapat tumbuh kembali. Tindakan ini adalah satu langkah menuju
pertanian primitif.
Setelah
berabad-abad lamanya wanita mendapatkan pengetahuan yang baik tentang kehidupan
tumbuh-tumbuhan. Eduard han dan beberapa sarjana lainnya menganggap wanita
adalah penemu cara penanaman dan penghasil bahan makanan yang pertama. Han
menamai pertanian primitif sebagai Hackbau (hoe culture atau hoe
tillage = pertanian pacul atau pertanian bajak). Dia menganggap pacul
adalah alat kerja wanita, sedangkan bajak alat kerja pria.
Teori Han
yang pertama menyatakan wanita adalah yang pertama memulai penanaman mungkin
dapat diterima tetapi pendapatnya tentang perbedaan antara pertanian primitive
dan pertanian yang lebih maju berdasarkan alat kerja yang digunakan apalagi
dihubungkan dengan jenis kelamin tidaklah dapat diterima meskipun di beberapa
daerah atau Negara banyak wanita yang bekerja sebagai petani. Perbedaan
fundamental antara pertanian primitif dengan pertanian yang lebih maju adalah
dalam hal penggunaan lahan. Petani-petani primitif bertani dengan cara
berpindah-pindah. Sebidang tanah ditanami sekali sampai 2 kali kemudian
ditinggalkan dan mereka mencari tanah baru untuk ditanami dan seterusnya.
Sehingga system pertanian ini disebut huma atau lading berpindah.
3.
Pertanian
Tradisional
Pada
pertanian tradisional orang menerima keadaan tanah, curah hujan, dan varietas
tanaman sebagaimana adanya dan sebagaimana adanya dan sebagaiman yang diberikan
alam. Bantuan terhadap pertumbuhan tanaman hanya sekedar sampai tingkat
tertentu seperti pengairan, penyiangan, dan melindungi tanaman dari gangguan
binatang liar dengan cara yang diturunkan oleh nenek moyangnya.
Peternakan
merupakan penjinakkan hewan-hewan liar untuk digunakan tenaga dan hasilnya.
Sedangkan perikanan merupakan hasil penangkapan dan pemeliharaan secara
sederhana serta tergantung pada kondisi alam.
4.
Pertanian
Progresif (Modern)
Manusia menggunakan
otaknya untuk meningkatkan penguasaanya terhadap semua yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dan hewan. Usaha pertanian merupakan usaha yang efisien,
masalah-masalah pertanian dihadapi secara ilmiah melalui penelitian-penelitian,
fasilitas-fasilitas irigasi dan drainase dibangun dan dimanfaatkan untuk
mendapatkan hasil maksimum, pemuliaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan
varietas unggul yang berproduksi tinggi, respon terhadap pemupukan, tahan
terhadap serangan hama dan penyakit serta masak lebih cepat. Susunan makanan
ternak disiapkan secara ilmiah dan dikembangkan metode berbagai macam input
dilakukan secara ilmiah dan didorong motivasi ekonomi untuk mendapatkan hasil
dan pendapatan yang lebih besar. Hasil pertanian dalam bentuk bulk
(lumbung) diolah untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi. Cara pengawetan
hasil pertanian dikembangkan untuk menghindarkan kerusakan dan mendapatkan
nilai yang tinggi.
C.
Pengolahan
Tanah
Pengolahan tanah dapat
dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki
tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia.
1.
Pengolahan Tanah Tradisional :
- Cangkul
- Bantuan Hewan (Kerbau)
2.
Pengolahan Tanah Modern :
-
Pengolahan
Tanah Pertama (Primary tillage) : tanah
dipotong kemudian diangkat terus dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada
dipermukaan tanah dapat terbenam di dalam tanah.
-
Pengolahan
tanah kedua (secondary tillage) : Dalam pengolahan tanah kedua, bongkah-bongkah
tanah dan sisa-sisa tanaman terpotong pada pengolahan tanah pertama akan
dihancurkan menjadi lebih halus dan sekaligus mencampurnya dengan tanah.
D.
Peralatan
Pengolahan Tanah :
- Peralatan pengolahan Tanah Pertama:
2.
Bajak Piringan
3.
Bajak Putar
4.
Bajak Pahat
5.
Bajak Tanah
Bawah
- Peralatan pengolahan tanah Kedua :
1.
Garu piringan
2.
Garu sisir
3.
Garu bergigi
per
4.
Garu-garu
khusus (pencacah gulma, garuh pemotong putar, penggembur tanah).
E.
Irigasi
Irigasi
Merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian
·
Jenis-Jenis
Irigasi:
- Irigasi Permukaan
- Irigasi dengan penyemprotan
- Irigasi pompa air
- Irigasi lokal
- Irigasi tradisional dengan ember
-
F.
Alat
pertanian Modern
-
Traktor : sebagai pengolahan tanah, selain itu juga
ada yang berfungsi ganda sebagai penebar benih
-
Irigasi :
system irigasi saat ini sudah menggunakan pompa air untuk megairi sawah, selain
itu di daerah new jersey menggunakan pesawat sederhana untuk menyirami lahan
pertanian.
-
Binder,
reaper, combine : mesin untuk memanen padi dengan memotong tangkai padi.
G.
Hidroponik
Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata
Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik
juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti
budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai
media tanam atau soilles. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk
skala usaha komersial harus diperhatikan. Sebagai contoh jenis tanaman yang
mempunyai nilai jual di atas rata-rata, yaitu: a. Paprika b. Tomat c. Timun
Jepang d. Melon e. Terong Jepang f. Selada
Selain jenis tanaman di atas, banyak lagi
yang dapat dibudidayakan dengan teknik hidroponik apabila dilakukan hanya pada
kegiatan hobi saja.
Bertanam dengan sistem hidroponik, dalam
dunia pertanian bukan merupakan hal yang baru. Namun
demikian hingga kini masih banyak masyarakat yang belum tahu dengan jelas
bagaimana cara melakukan dan apa keuntungannya. Dalam
kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos
yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik
bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman,
atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian
ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh
semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi
tanaman.
Dimanapun tumbuhnya sebuah
tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (hara) yang
dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk
penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut unsur hara (nutrisi), untuk
kemudian bisa diserap tanamanan. Dari pola pikir inilah yang akhirnya
melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, dimana yang ditekankan adalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi (hara) sebagaimana yang telah disampaikan dimuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar